Jumat, 29 Oktober 2010

Being Old


Satu hal yang pasti, dan tidak bisa dibantahkan, tidak ada teknologi yang dapat mengatasainya. Yup, menua, menjadi tua, atau penuaan adalah salah satu jawaban yang tepat.

Mungkin hal ini belum disadari oleh orang-orang yang masih berada di usia remaja, tetapi hal ini akan mulai dirasakan dan disadari oleh orang-orang yang sudah menginjak usia 30an, huu...so scared...jangankan yang uda 30, saya aja yang baru dua puluhan uda hawatir banget dengan proses penuaan...mungkin itu sebabnya kali ya kenapa produk anti aging laku keras di pasaran (pssstt...saya juga sudah mulai meliriknya..^_^’).

Tapi bukan itu intinya, dalam proses tersebut yang harus kita hawatirkan sesungguhnya adalah, apa yang sudah kita lakukan selama proses tersebut? Akankah kita menjadi pribadi yang menyesal ketika hari tua itu datang? Untuk apakah waktu dan kesempatan itu kita gunakan? Sudahkah kita memberikan manfaat kepada banyak orang?

Rasanya kita semua mengakui, jika fikiran kita hanya disibukkan oleh hal-hal yang bersifat keduniawian, maka kita tidak akan pernah mencapai titik kepuasan. Dan kebanyakan orang memiliki tingkat stress yang tinggi akan hal ini, dan stress akan memicu pengeluaran hormon kortisol yang malah memperburuk efek dari penuaan, simpelnya cepet keliatan tua kalo kita banyak fikiran...hehe

Pada saat kita memberikan manfaat pada orang, akan ada perasaan bahagia yang menyertainya. Perasaan ini akan memberikan energi positif kepada tubuh dan mengurangi efek penuaan. Selain itu, kita juga akan diingat dengan kesan yang baik, ingat gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan....???Yup benar sekali, nama. Manusia mati meninggalkan nama.


So, I think the best way to against an ageing is to be happy everytime. Untuk apa kita stress? toh hidup kita sudah ditetapkan, akan seperti apa hidup kita dan akan sampai mana hidup kita. Yang harus dilakukan hanyalah, berusaha untuk selalu menjadi dan memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang ada disekitar kita, orang yang kita sayangi dan menyayangi kita. And, don’t be scared with being old, soalnya kita pasti bakal jadi tua (bagi yang panjang umur yaaa... J ), dan berdoa tentunya...


Penyakit Ginjal Kronik


Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Ginjal juga berfungsi untuk mengatur pH plasma dengan mempertahankannya pada kisaran 7.4, mengatur konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam darah serta memproduksi hormon.

Fungsi ginjal ini akan terganggu bila ada kerusakan yang menimpa ginjal, baik itu bersifat akut maupun kronis. Penyakit ginjal akut terjadi akibat kecelakaan, dehidrasi berat, dll. Penyakit ginjal kronis biasanya diawali oleh penyakit metabolik seperti diabetes, tekanan darah tinggi, Glomerulonephritis, atau bahkan penyakit ginjal polycystic. Toksin dan obat-obatan juga sering memicu munculnya penyakit ginjal kronik.

Anemia, gagal jantung, osteodistorfi, dan impoten merupakan komplikasi yang disebabkan oleh penyakit ginjal kronik. Anemia terjadi karena berkurangnya produksi hormon eritropoietin yang berfungsi untuk membantu pembentukan sel darah merah. Jika tidak diobati, anemia dapat menyebabkan beban kerja jantung meningkat sehingga terjadi penebalan jantung sebelah kiri (LVH atau left ventricular hypertrophy) yang dapat berlanjut menjadi gagal jantung. Osteodistrofi terjadi karena terjadi gangguan metabolisme mineral yaitu ginjal gagal mempertahankan keseimbangan kadar kalsium dan fosfat dalam darah. Disfungsi ereksi (impoten) produksi hormon testosteron pada penderita PGK menjadi berkurang.

Umumnya, seseorang dapat hidup normal dengan hanya satu ginjal. Bila kedua ginjal tidak berfungsi normal, maka seseorang perlu mendapatkan suatu terapi pengganti ginjal (TPG). TPG ini dapat dilakukan baik bersifat sementara waktu maupun terus-menerus. TPG terdiri atas tiga, yaitu: Hemodialisis (Cuci Darah), peritoneal dialisis (Cuci Rongga Perut) dan cangkok ginjal (transplantasi). Prinsip dasar dari Hemodialisis adalah dengan membersihkan darah dengan menggunakan ginjal buatan. Sedangkan Peritoneal dialisis menggunakan Selaput rongga perut (peritoneum) sebagai saringan antara darah dan cairan Dianial.

Transplantasi ginjal dapat dilakukan secara "cadaveric" (dari seseorang yang telah meninggal) atau dari donor yang masih hidup (biasanya anggota keluarga). Ada beberapa keuntungan untuk transplantasi dari donor yang masih hidup, termasuk kecocokan lebih bagus, donor dapat dites secara menyeluruh sebelum transplantasi dan ginjal tersebut cenderung memiliki jangka hidup yang lebih panjang.

Penderita gagal ginjal kronik harus diawasi secara ketat asupan proteinnya. Terdapat perbedaan diet untuk setiap penderita penyakit ginjal kronik, penderita yang mendapatkan hemodialisis, dan penderita yang mendapat transplantasi. Diet ini akan dijelaskan pada posting berikutnya. ^_^’.