Food Combining adalah pola makan yang disusun dengan mengacu
pada prinsip bahwa setiap kelompok makanan memiliki waktu cerna yang
berbeda. Teori ini diperkenalkan oleh Dr. William Howard Hay, seorang
dokter yang berasal dari Amerika.
Diet ini melarang konsumsi karbohidrat bersamaan dengan protein dan lemak. Karena berdasarkan teori Food Combining, setiap makanan memerlukan enzim cerna yang berbeda dan ada beberapa kelompok makanan yang membutuhkan kondisi asam dalam proses pencernaannya dan ada beberapa makanan yang membutuhkan kondisi basa dalam proses pencernaannya.
Protein memerlukan suasana asam dan karbohidrat memerlukan suasana basa, kalau dikonsumsi bersamaan akan menimbulkan pertentangan di lambung dan mengakibatkan gangguan pencernaan. Apakah ini masuk akal? Coba ingat-ingat lagi tentang sistem pencernaan..
Intinya pada Food Combining kita tidak dibolehkan menyantap beragam makanan pada saat yang bersamaan. Pagi makan karbohidrat, siang lemak, malam protein. Makan buah dan sayuran harus dalam keadaan perut kosong. jika mengonsumsi makanan dalam satu kelompok, penyerapan nutrisi akan jauh lebih efektif dan tidak akan menimbulkan masalah pencernaan.
Mari kita bahas..
Pertama, Dr. William Howard Hay adalah seorang dokter bedah, bukan dokter gizi ataupun ahli gizi. Dia menciptakan teori Food Combining berdasarkan pengalaman pribadi, bukan atas dasar pengujian secara ilmiah. Dokter ini adalah dokter dengan kondisi obesitas yang kemudian mencoba menyusun pola makannya sendiri, dan mengklaim bahwa dengan pola makan tersebut berat badannya menjadi turun. Tidak ada data berapa jumlah penurunannya, dan yang menjadi sampel hanya dia, tidak ada uji statistik dalam proses penyimpulan yang menjadikan pengalamannya sebagai bukti ilmiah yang bisa dipercaya.
Kedua, mari kita ingat2 lagi fungsi lambung dan proses pencernaan makanan. Setiap makanan yang masuk melalui mulut akan masuk ke dalam lambung, ketika makanan berada di lambung, maka asam lambung akan keluar untuk mempermudah proses pencernaan berikutnya. Jadi, makanan yang bersifat apa pun, baik itu basa maupun asam, ketika berada di lambung semuanya akan berubah menjadi asam.
Penyerapan makanan tidak terjadi di lambung, tapi di usus. Ketika makanan didorong dari lambung menuju usus, makanan yang tadinya bersifat asam akan menjadi basa di usus, dengan begitu proses penyerapan dapat dilakukan. Jadi, tidak ada masalah kita mengonsumsi makanan asam dan basa dalam waktu bersamaan. Tidak ada buah asam yang menjadi basa di lambung, atau makanan alkali yang menjadi asam di usus. Sekali lagi, teori Food Combining, tidak berdasar.
Ketiga, saluran cerna manusia mengeluarkan enzim2 untuk pencernaan KH, protein, dan lemak secara bersama-sama sehingga tidak perlu adanya pemisahan zat makanan. Cara kerja enzim sama dengan cara kerja gembok dengan kuncinya (ingat2 biologi SMA), enzim hanya akan bekerja pada substansinya, jadi enzim untuk karbohidrat hanya akan bekerja pada karbohidrat saja sekalipun didepannya banyak protein ataupun lemak.
Ke empat, pemberian buah dan serat dalam keadaan perut kosong dapat menyebabkan iritasi pada saluran cerna dan hal ini menyebabkan tidak terbentuknya feses yang bagus konsistensinya. Apalagi bagi orang yang tidak terbiasa mengonsumsi buah asam pada saat perut kosong, hal ini akan membuat lambung berada dalam kondisi yang lebih asam.
Berdasarkan semua penjelasan di atas, teori food combining tidak pernah diakui oleh para ahli gizi di perguruan tinggi. Lalu mengapa Food Combining sangat ramai dibicarakan orang, dan terkesan menjadi pola hidup yang sehat? Semua hal tersebut hanya untuk kepentingan bisnis. Dengan banyaknya penganut teori food combining, maka orang-orang tertentu dapat mendapat keuntungan dari penjualan buku, penjualan produk-produk yang terkait dengan food combining, honor dari seminar, dan lain sebagainya.
Sesungguhnya, diet yang paling baik adalah diet seimbang yang berdasarkan pada keberagaman makanan dan tidak menghilangkan suatu kelompok makanan tertentu dan dikonsumsi dalam porsi yang tepat.
(by: admin giziku)
Diet ini melarang konsumsi karbohidrat bersamaan dengan protein dan lemak. Karena berdasarkan teori Food Combining, setiap makanan memerlukan enzim cerna yang berbeda dan ada beberapa kelompok makanan yang membutuhkan kondisi asam dalam proses pencernaannya dan ada beberapa makanan yang membutuhkan kondisi basa dalam proses pencernaannya.
Protein memerlukan suasana asam dan karbohidrat memerlukan suasana basa, kalau dikonsumsi bersamaan akan menimbulkan pertentangan di lambung dan mengakibatkan gangguan pencernaan. Apakah ini masuk akal? Coba ingat-ingat lagi tentang sistem pencernaan..
Intinya pada Food Combining kita tidak dibolehkan menyantap beragam makanan pada saat yang bersamaan. Pagi makan karbohidrat, siang lemak, malam protein. Makan buah dan sayuran harus dalam keadaan perut kosong. jika mengonsumsi makanan dalam satu kelompok, penyerapan nutrisi akan jauh lebih efektif dan tidak akan menimbulkan masalah pencernaan.
Mari kita bahas..
Pertama, Dr. William Howard Hay adalah seorang dokter bedah, bukan dokter gizi ataupun ahli gizi. Dia menciptakan teori Food Combining berdasarkan pengalaman pribadi, bukan atas dasar pengujian secara ilmiah. Dokter ini adalah dokter dengan kondisi obesitas yang kemudian mencoba menyusun pola makannya sendiri, dan mengklaim bahwa dengan pola makan tersebut berat badannya menjadi turun. Tidak ada data berapa jumlah penurunannya, dan yang menjadi sampel hanya dia, tidak ada uji statistik dalam proses penyimpulan yang menjadikan pengalamannya sebagai bukti ilmiah yang bisa dipercaya.
Kedua, mari kita ingat2 lagi fungsi lambung dan proses pencernaan makanan. Setiap makanan yang masuk melalui mulut akan masuk ke dalam lambung, ketika makanan berada di lambung, maka asam lambung akan keluar untuk mempermudah proses pencernaan berikutnya. Jadi, makanan yang bersifat apa pun, baik itu basa maupun asam, ketika berada di lambung semuanya akan berubah menjadi asam.
Penyerapan makanan tidak terjadi di lambung, tapi di usus. Ketika makanan didorong dari lambung menuju usus, makanan yang tadinya bersifat asam akan menjadi basa di usus, dengan begitu proses penyerapan dapat dilakukan. Jadi, tidak ada masalah kita mengonsumsi makanan asam dan basa dalam waktu bersamaan. Tidak ada buah asam yang menjadi basa di lambung, atau makanan alkali yang menjadi asam di usus. Sekali lagi, teori Food Combining, tidak berdasar.
Ketiga, saluran cerna manusia mengeluarkan enzim2 untuk pencernaan KH, protein, dan lemak secara bersama-sama sehingga tidak perlu adanya pemisahan zat makanan. Cara kerja enzim sama dengan cara kerja gembok dengan kuncinya (ingat2 biologi SMA), enzim hanya akan bekerja pada substansinya, jadi enzim untuk karbohidrat hanya akan bekerja pada karbohidrat saja sekalipun didepannya banyak protein ataupun lemak.
Ke empat, pemberian buah dan serat dalam keadaan perut kosong dapat menyebabkan iritasi pada saluran cerna dan hal ini menyebabkan tidak terbentuknya feses yang bagus konsistensinya. Apalagi bagi orang yang tidak terbiasa mengonsumsi buah asam pada saat perut kosong, hal ini akan membuat lambung berada dalam kondisi yang lebih asam.
Berdasarkan semua penjelasan di atas, teori food combining tidak pernah diakui oleh para ahli gizi di perguruan tinggi. Lalu mengapa Food Combining sangat ramai dibicarakan orang, dan terkesan menjadi pola hidup yang sehat? Semua hal tersebut hanya untuk kepentingan bisnis. Dengan banyaknya penganut teori food combining, maka orang-orang tertentu dapat mendapat keuntungan dari penjualan buku, penjualan produk-produk yang terkait dengan food combining, honor dari seminar, dan lain sebagainya.
Sesungguhnya, diet yang paling baik adalah diet seimbang yang berdasarkan pada keberagaman makanan dan tidak menghilangkan suatu kelompok makanan tertentu dan dikonsumsi dalam porsi yang tepat.
(by: admin giziku)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar