Jumat, 29 Oktober 2010

Penyakit Ginjal Kronik


Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Ginjal juga berfungsi untuk mengatur pH plasma dengan mempertahankannya pada kisaran 7.4, mengatur konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam darah serta memproduksi hormon.

Fungsi ginjal ini akan terganggu bila ada kerusakan yang menimpa ginjal, baik itu bersifat akut maupun kronis. Penyakit ginjal akut terjadi akibat kecelakaan, dehidrasi berat, dll. Penyakit ginjal kronis biasanya diawali oleh penyakit metabolik seperti diabetes, tekanan darah tinggi, Glomerulonephritis, atau bahkan penyakit ginjal polycystic. Toksin dan obat-obatan juga sering memicu munculnya penyakit ginjal kronik.

Anemia, gagal jantung, osteodistorfi, dan impoten merupakan komplikasi yang disebabkan oleh penyakit ginjal kronik. Anemia terjadi karena berkurangnya produksi hormon eritropoietin yang berfungsi untuk membantu pembentukan sel darah merah. Jika tidak diobati, anemia dapat menyebabkan beban kerja jantung meningkat sehingga terjadi penebalan jantung sebelah kiri (LVH atau left ventricular hypertrophy) yang dapat berlanjut menjadi gagal jantung. Osteodistrofi terjadi karena terjadi gangguan metabolisme mineral yaitu ginjal gagal mempertahankan keseimbangan kadar kalsium dan fosfat dalam darah. Disfungsi ereksi (impoten) produksi hormon testosteron pada penderita PGK menjadi berkurang.

Umumnya, seseorang dapat hidup normal dengan hanya satu ginjal. Bila kedua ginjal tidak berfungsi normal, maka seseorang perlu mendapatkan suatu terapi pengganti ginjal (TPG). TPG ini dapat dilakukan baik bersifat sementara waktu maupun terus-menerus. TPG terdiri atas tiga, yaitu: Hemodialisis (Cuci Darah), peritoneal dialisis (Cuci Rongga Perut) dan cangkok ginjal (transplantasi). Prinsip dasar dari Hemodialisis adalah dengan membersihkan darah dengan menggunakan ginjal buatan. Sedangkan Peritoneal dialisis menggunakan Selaput rongga perut (peritoneum) sebagai saringan antara darah dan cairan Dianial.

Transplantasi ginjal dapat dilakukan secara "cadaveric" (dari seseorang yang telah meninggal) atau dari donor yang masih hidup (biasanya anggota keluarga). Ada beberapa keuntungan untuk transplantasi dari donor yang masih hidup, termasuk kecocokan lebih bagus, donor dapat dites secara menyeluruh sebelum transplantasi dan ginjal tersebut cenderung memiliki jangka hidup yang lebih panjang.

Penderita gagal ginjal kronik harus diawasi secara ketat asupan proteinnya. Terdapat perbedaan diet untuk setiap penderita penyakit ginjal kronik, penderita yang mendapatkan hemodialisis, dan penderita yang mendapat transplantasi. Diet ini akan dijelaskan pada posting berikutnya. ^_^’.

2 komentar:

  1. Permulaan yang baik. Waiting for the next post on diet...it would be helpful.
    How abt...how to prevent kidney failure,..b4 its happen?

    BalasHapus
  2. naim..I just read ur comment, hehee...

    BalasHapus