Seng
merupakan trace element essensial bagi kehidupan manusia. seng dibutuhkan tubuh
sangat sedikit, tetapi tetap harus diperhatikan agar tidak toksik. Bahan pangan
sumber seng yang paling baik adalah tiram, daging merah, unggas, keju, kepiting
dan kerang-kerangan, susu, produk olahan susu, kacang-kacangan, biji-bijian,
brewer’s yeast dan jamur. Tiram merupakan bahan pangan dengan kandungan Zn
terkaya.
Tubuh
manusian dapat menyerap seng sekitar 20-40% dari bahan pangan. Seng dari bahan
pangan hewani lebih mudah diserap dibandingkan dengan yang berasal dari pangan
nabati. Serat pangan dan asam fitat
dapat mengganggu penerapan seng.
Angka kecukupan
seng untuk bayi, anak dan dewasa (mg/hari)
Umur
|
Bayi dan anak
|
Pria
|
Wanita
|
Hamil
|
Menyusui
|
7 bln- 3 thn
|
3
|
|
|
|
|
4-8 thn
|
5
|
|
|
|
|
9-13 thn
|
8
|
|
|
|
|
14-18 thn
|
|
11
|
9
|
13
|
14
|
>19 thn
|
|
11
|
8
|
11
|
12
|
Sumber: Office of
Dietarry supplements national institutes of health (2007)
Angka kecukupan
seng (mg/hari)
Kelompok umur
|
Kecukupan seng
|
Kelompok Umur
|
Kecukupan seng
|
Anak
|
|
Wanita:
|
|
0-6 bln
|
1,3
|
10-12 thn
|
12,6
|
7-11 bln
|
7,5
|
13-15 thn
|
15,4
|
1-3 thn
|
8,2
|
16-18 thn
|
14,0
|
4-6 thn
|
9,7
|
19-29 thn
|
9,3
|
7-9 thn
|
11,2
|
30-49 thn
|
9,8
|
Pria:
|
|
50-64 thn
|
9,8
|
10-12 thn
|
14
|
≥65 thn
|
9,8
|
13-15 thn
|
17,4
|
Hamil (tambahan)
|
|
16-18 thn
|
17
|
Trimester I
|
1,7
|
19-29 thn
|
12,1
|
Trimester II
|
4,2
|
30-49 thn
|
13,4
|
Trimester III
|
9
|
50-64 thn
|
13,4
|
Menyusui:
|
|
≥65 thn
|
13,4
|
6 bln pertama
|
4,6
|
|
|
6 bln kedua
|
4,6
|
Fungsi dan manfaat seng untuk kesehatan
Fungsi
seng pada tingkat seluler dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu (1)
katalik, hampir 100 enzim bergantung pada zink untuk aktivitasnya, (2)
struktural, Zn berperan penting dalam kestabilan struktur protein dan membran
sel, (3) regulasi, zinc finger proten meregulasi ekspresi gene dengan bertindak
sebagai faktor transkripsi (berikatan dengan DNA dan mempengaruhi transkripsi
gene spesifik), zn juga berperan dalam cell signaling dan mempengaruhi
pelepasan hormon dan transmisi impuls.
Seng
merupakan komponen atau fungsi enzim pencernaan dan metabolisme. Zn merupakan
bagian integral dari enzim (metaloenzymes) dan mengkatalisis aksi Zn dependent
enzymes. Contohnya adalah karbonik anhidrase dalam darah, zinc berfungsi
menjaga keseimbangan asam basa; karboksipeptidase dari pankreas, zinc berperan
untuk menjaga pencernaan protein; alkalin fosfatase, zinc berperan dalam
metabolisme tulang, jantung, ginjal, dan plasenta; alkohol dehidrogenase, zinc
berperan dalam fungsi hati dalam mengoksidasi dan detoksifikasi etanol;
RNA-ase, zinc berperan untuk degradasi RNA; zinc juga berperan sebagai kofaktor
dalam sintesis kolagen dan sebagai bagian dari enzim kolaenase (untuk degradasi
kolagen).
Zinc
berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Kekurangan seng dapat menyebabkan
tubuh mudah terserang infeksi. Pemberian suplementasi zinc dapat membantu
meningkatkan aktivitas sistem imun dan menjaga tubuh dari serangan infeksi. Zn juga
berperan dalam pembentukan dan aktivasi limfosit-T. Suplementasi Zn membantu
meningkatkan jumlah sel limfosit-T dalam darah dan meningkatkan kemampuan untuk
melawan infeksi.
Pada
penderita diabetes melitus rendah, terutama DM tiep 2, seng berperan dalam
produksi dan penyimpanan insulin. Suplementasi Zn pada penderita diabetes
melitus dapat membantu penderita dalam mengatasi masalah kesehatannya. Pada pria
dengan fertilitas rendah, suplementasi Zn dapat meningkatkan jumlah dan
motilitas sperma. Pria yang memiliki masalah dengan prostatnya disebabkan
karena kadar testosteron yang rendah, tetapi bukan berarti suplementasi zn
dapat mengatasi masalah prostat atau meningkatkan “sexual performance”. Tiram (oryster)
merupakan bahan pangan kaya akan Zn dan dipercaya dapat meningkatkan potensi,
tetapi tidak ada bukti ilmiah mengenai hal tersebut.
Defisiensi
seng terjadi bila asupan seng tidak cukup, penyerapan seng terganggu, tingginya
kehilangan seng dari tubuh, bila kebutuhan tubuh akan seng meningkat. Defisiensi
seng juga terjadi akibat adanya penyakit yang mempengaruhi penyerapan seng
dalam usus (sakit lambung, sakit pada usus, dan diare kronis). Tanda-tanda
defisiensi Zn antara lain pertubuhan terhambat, rambut rontok, diare, dan
terhambatnya kematangan seksual dan impotensi, luka pada mata dan kulit,
hilangnya nafsu makan.
Individu
yang mudah menderita defisiensi Zn diantaranya adalah bayi, anak-anak, ibu
hamil dan menyusui (terutama ibu muda), pasien yang memperoleh “total
parenteral nutriton” (intravenous feeding), individu yang kurang gizi (termasuk
PEM), individu yang mengalami diare berat atau diare persisten, individu yang
mengalami sindrom malabsorbsi, individu yang mengalami penyakit radang lambung,
individu yang mengalami penyakit hati akibat alkohol. Pada keadaan ini, Zn akan
lebih banyak diekskresikan melalui urin, sehingga Zn di hati rendah. Individu
penderita anemia, manula dan strich vegetarian uga mudah mengalami defisiensi
Zn.
Keracunan Zn dapat disebabkan karena
menghirup ZnCl2 (limbah industri). Hal ini ditandai dengan gejala
demam, mual-mual, muntah dadn diare. Selain itu, terjadi perubahan metabolik,
hilangnya Fe dari hati (sekitar 50% selama 3 hari) diikuti dengan hilangnya
sehingga dapat mengakibatkan anemia dan penyerapan Cu juga terhambat. Seng dengan
dosis tinggi dapat menghambat pembentukan sel darah dan menekan sistem imun,
menurunkan kadar HDL dan meningkatkan LDL. Konsumsi Zn lebih dari 150 mg per
hari dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan mineral lain. Pada pria,
konsumsi Zn lebih dari 100 mg per hari dapat menyebabkan kanker prostat.
Zn dapat
berinteraksi dengan kalsium, tembaga, antibiotik, dan obat-obatan lain. Hal ini
dapat mempengaruhi penyerapan Zn. Kalsium dapat mempengaruhi penyerapan Zn,
namun konsumsi suplemen kalsium tidak akan menyebabkan defisiensi Zn. Konsumsi kalsium
pada wanita post menopouse sampai 890 mg/hari dalam bentuk susu atau suplemen
kalsium fosfat (1360 mg/hari) dapat menurunkan penyerapan Zn dan keseimbangan
Zn.
Sumber: Muchtadi
D. 2007. Seng (Zn) dalam pangan: dampaknya terhadap kesehatan, kebutuhan dan
toksisitas pada manusia. departemen ilmu dan teknologi pangan, fakultas
teknologi pertanian.